Entri Populer

Kamis, 06 Januari 2011

Kegawatdaruratan Bayi

Standar untuk pelayanan kebidanan dasar neonatal. Bidan diharapkan mampu melakukan penanganan kegawatdaruratan neonatal tertentu untuk penyelamatan jiwa ibu dan bayi. Keadaan gawatdarurat neonatal yang paling sering terjadi penyebab utama kematian bayi baru lahir.
A. Standar yang Berhubungan dengan Kegawatan Neonatal
Standar 24 : Penaganan Asfiksia Neonatorum
Pernyataan Standar :
Bidan mampu mengenali denga tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan pantauan medis yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.
Hasil:
a. Penurunan kematian bayi akibat asfiksia neonatorum. Penurunan kesakitan akibat asfiksia neonatorum
b. Meningkatnya pemanfaatan bidan
B. Penjelasan Standar
Standar 24 : Penanganan asfiksia Neonatorum


1. Tujuan :
Mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum, mengambil tindakan yang tepat dan melakukan pertolongan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang mengalami asfiksia neonatorum.
2. Prasyarat
a. Bidan sudah dilatih dengan tepat untuk mendampingi persalinan dan memberikan perawatan bayi baru lahir dengan segera.
b. Ibu, suami, dan keluarganya mencapai pelayanan kebidanan untuk kelahiran bayi mereka.
c. Bidan terlatih dan terampil untuk :
1) Memulai pernapasan pada bayi baru lahir
2) Menilai pernapasan yang cukup pada bayi baru lahir dan mengidentifikasi bayi baru lahir yang memerlukan resusitasi
3) Menggunakan Skor Apgar
4) Melakukan resusitasi pada bayi baru lahir
d. Tersedia ruang hangat, bersih dan bebas asap untuk persalinan.
e. Adanya perlengkapan dan peralatan untuk perawatan yang bersih dan aman bagi bayi baru lahir seperti air bersih, sabun dan handuk bersih, 2 handuk/kain hangat yang bersih (1 untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk menyelimuti bayi), sarung tangan bersih dan DTT, thermometer bersih/DTT, dan jam.
f. Tersedia alat resusiatasi dalam keadaan baik termasuk ambubag bersih dalam keadaan berfungsi baik, masker DTT (ukuran 0 dan 1), bola karet penghisap atau penghisap delee steril/DTT.
g. Kartu ibu, kartu bayi dan partograf.
h. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang efektif.
3. Proses
Bidan harus :
a. Selalu mencuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih/DTT sebelum menangani bayi baru lahir. Ikuti praktek pencegahan infeksi yang baik pada saat merawat dan melakukan resusitasi pada bayi baru lahir.
b. Ikuti langkah pada standar 13 untuk perawatan segera bayi baru lahir.
c. Selalu waspada untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi, siapkan semua peralatan yang diperlukan dalam keadaan bersih, tersedia dan berfungsi baik.
d. Segera setelah bayi lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut ibu dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih dan hangat. Setelah, bayi kering, selimuti bayi termasuk bagian kepalanya dengan handuk yang bersih dan hangat.
e. Nilai bayi dengan cepat untuk memastikan bahwa bayi bernapas atau menangis sebelum menit pertama nilai Apgar, Jika bayi tidak menangis dengan keras, bernapas dengan lemah atau bernapas cepat dan dangkal, pucat atau biru dan lemas.
1) Baringkan terlentang dengan benar pada permukaan yang datar, kepala sedikit ditengadahkan agar jalan nafas terbuka. Bayi harus tetap diselimuti hal ini penting sekali untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir.
2) Hisap mulut dan kemudian hidung bayi dengan lembut dengan bola karet pengisap DTT atau pengisap delee DTT/steril. (Jangan memasukkan alat pengisap terlalu dalam pada kerongkongan bayi. Pengisap yang terlalu dalam akan menyebabkan bradikardi, denyut jantung yang tidak teratur atau spasme pada laring/tenggorokan bayi.).
3) Berikan stimulasi taktil yang lembut pada bayi (gosok punggung bayi, atau menepuk dengan lembut atau menyentil kaki bayi, keduanya aman dan efektif untuk menstimulasi bayi). Nilai ulang keadaan bayi. Jika bayi mulai menangis atau bernapas dengan normal, tidak diperlukan tindakan lanjutan. Lanjutkan dengan perawatan bagi bayi baru lahir yang normal bayi tetap tidak bernapas dengan normal (40-60 kali/menit) atau menangis, teruskan dengan ventilasi.
f. Melakukan ventilasi pada bayi baru lahir :
1) Letakkan bayi dipermukaan yang datar, selimutu dengan baik.
2) Periksa kembali posisi bayi baru lahir. Kepala harus sedikit ditengedahkan.
3) Pilih nasker yang ukurannya sesuai (nomor 0 untuk bayi yang kecil/ nomor 1 untuk bayi yang lahir dengan cukup bulan). Gunakan ambubag dan masker atau sungkup.
4) Pasang masker dan periksa pelekatannya. Pada saat dipasang di muka bayi masker harus menutupi dagu, mulut dan hidung.
5) Letakka wajah bayi dan masker
6) Remas kantung atau bernafaslah kedalam sungkup
7) Periksa perlekatannya dengan cara ventilasi 2 kail dan amati apakah dadanya mengembang. Jika dada bayi mengembang, mulai ventilasi dengan kecepatan 4 samapai 60 kali/menit.
8) Jika dada bayi tidak mengembang :
a) Perbaiki posisi bayi dan tengedahkan kepala lebih jauh.
b) Periksa hidung dan mulut apakah ada darah , mucus atau cairan ketuban dan lakukan penghisapan jika perlu.
c) Remas kantung ambu lebih keras untuk meningkatkan tekanan ventilasi.
9) Ventilasi bayi selama 1 menit, lalu hentikan, nilai dengan cepat apakah bayi bernafas spontan ( 30-60 kali/menit) dan tidak ada pelekukan dada atau dengkuran, tidak diperlukan resusitasi lebih lanjut. Teruskan dengan langkah awal perawatan bayi baru lahir
10) Jika bayi belum bernafas, atau pernafasannya lemah, teruskan ventilasi. Bawa bayi ke rumah sakit atau puskesmas teruskan ventilasi bayi selama perjalanan.
11) Jika bayi mulai menagis hentikan ventilasi amati bayi selama 5 menit . Jika pernafasan sesuai batas normal (30 – 60 kali/menit), teruskan dengan langkah awal perawatan bayi baru lahir.
12) Jika pernafasan bayi kurang dari 30 kali/menit teruskan ventilasi dan bawa ketempat rujukan.
13) Jika terjadi pelekukan dada yang sangat dalam, ventilasi dengan oksigen jika mungkin. Segera bawa bayi ke tempat rujukan, teruskan ventilasi.
g. Lanjutkan ventilasi sampai tiba di tempat rujukan, atau sampai keadaan bayi membaik atau selama 30 menit. (membaiknya bayi ditandai dengan warna kulit merah muda, menangis atau bernafas spontan)
h. Kompresi dada :
1) Jika memungkinkan, dua tenaga kesehatan terampil diperlukan untuk melakukan ventilasi dan kompresi dada.
2) Kebanyakan bayi akan membaik hanya dengan ventilasi.
3) Jika ada dua tenaga kesehatan terampil dan pernafasan bayi lemah atau kurang dari 30 kali/menit dan detak jantung kurang dari 60 kali/menit setelah ventilasi selama 1 menit, tenaga kesehatan yang kedua dapat mulai melakukan kompresi dada dengan kecepatan 3 kompresi dada berbanding 1 ventilasi.
4) Harus berhati- hati pada saat melakukan kompresis dada, tulang rusuk bayi peka dan mudah patah, jantung dan paru- parunya mudah terluka.
5) Lakukan tekana pada jantung, dengan cara meletakkan kedua jari tepat dibawah garis putting bayi ditengah dada. Dengan jari- jari lutus, tekan dada sedalam 1- 1,5 cm
i. Setelah bayi bernafas normal periksa suhu. Jika dibah 36,5 ̊C, atau punggung sangat dingin lakukan penghangatan yang memadai, ikuti standar 13. (penilitian menunjukkan, bahwa jika tidak terdapat alat- alat, kontak kulit ibu-bayi akan sangat membantu menghangatkan bayi. Hal ini dilakukan mendekatkan bayi kepada ibunya rapat kedada, agar kulit ibu bersentuhan dengan kulit bayi, lalu selimuti ibu yang sedang mendekap bayinya).
j. Perhatikan warna kulit bayi, pernafasan dan nadi bayi selama 2 jam. Ukur suhu tubuh bayi setiap jam hingga normal (36,5 ̊C – 37,5 ̊ C).
k. Jika kondisinya memburuk rujuk kefasilitas rujukan terdekat, dengan tetap melakukan penghangatan.
l. Pastikan pemantaun yang sering pada bayi selama 24 jam selanjutnya. Jika tanda – tanda kesulitan bernafas kembali terjadi, persipakan untuk membawa bayi segera ke rumah sakit yang paling tepat.
m. Ajarkan pada ibu, suami atau keluarganya tentang bahaya dan tanda- tandanya pada bayi baru lahir. Ajurkan ibu, suami/ keluarganya agar memperhatikan bayinya dengan baik- baik. Jika ada tanda- tanda sakit atau kejang, bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit atau menghubungi bidan secepatnya.
n. Catat dengan saksama semua perawatan yang diberikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar