Entri Populer

Jumat, 07 Januari 2011

Klimakterium dan Menopause

A. KLIMAKTERIUM
1. Pengertian Klimakterium
Klimakterium berasal dari kata Climacter yaitu perubahan, pergantian yang berbahaya atau terjadinya banyak perubahan dalam fungsi-fungsi psikis dan fisik. Atau, Periode “krisis” yaitu terjadinya krisis-krisis dalam kehidupan yang berupa psikosomatis/rohani dan jasmani mengalami perubahan-perubahan dalam sistem hormonal sehingga berlangsung proses kemunduran yang progresif dan total. (Anonim, 2010)
a. Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-reproduktif yang biasanya dan terjadi pada wanita yang berumur 40 – 65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif.
b. Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun.
c. Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita umur kurang dari 40 tahun.
2. Etiologi
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan balik pada hipofise. (Anonim, 2010)
3. Diagnosa Klimakterium
Diagnosis sindrom klimakterik dapat ditegakkan berdasarkan usia penderita dan keluhan – keluhan yang timbul. Dignosis pasti didasarkan pada peningkatan kadar FSH serum. Diagnosis banding yang perlu dipikirkan adalah penyakit pembuluh darah, hipertensi dan gangguan psikiatrik. Tidak boleh dilupakan bahwa gejolak panas dapat desebabkan pula oleh hipertitoid. Bila terjadi perdarahan atipik, maka perlu segera dilakukan tindakan dilatasi dan kuretase untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan. (Anonim, 2010)
4. Gejala Sindrom klimakterik
Penurunan fungsi ovarium dapat berlangsung cepat pada sebagian wanita dan lebih lambat pada yang lainnya. Sebagian wanita menghasilkan estrogen endogen yang cukup sehingga tetap tanpa gejala, sedangkan yang lain memperlihatkan beragam gejala semasa klimakterium.
Gejala-gejalanya dapat dikelompokkan menjadi :
a. Gangguan neurovegetatif (vasomotorik-hipersimpatikotoni) yang mencakup:
1) Gejolak panas (hot flushes)
2) Keringat malam yang banyak
3) Rasa kedinginan
4) Sakit kepala
5) Desing dalam telinga
6) Jantung berdebar-debar
7) Susah bernafas
8) Jari-jari atrofi
9) Gangguan usus (meteorismus)
b. Gangguan psikis
1) Mudah tersinggung
2) Depresi
3) Lekas lelah
4) Kurang bersemangat
5) Insomania atau sulit tidur
c. Gangguan organik
1) Infark miokard (gangguan sirkulasi)
2) Atero-sklerosis (hiperkolesterolemia)
3) Osteoporosis
4) Gangguan kemih (disuria)
5) Nyeri senggama (dispareunia)
6) Kulit menipis
7) Gangguan kardiovaskuler
5. Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara hipotalamus – hipofise. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi luteum. Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadoropin itu, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH. (Herawati, 2009)
6. Gangguan Organik Pada Masa Klimakterium
Organ sasaran Bentuk perubahan Akibatnya
Urogenital Atrofi vulva, vagina, uterus, vesika
urinaria Elastisitas menurun, mengecil, kering,mudah cedera, mudah infeksi
Hemodinamik Gangguan pembuluh darah tepi Infark miokard
Metabolisme Hiperkolesterolemia,kekurangan kalsium,gangguan metabolisme karbohidrat Aterosklerosis, osteoporosis,adipositas
Endokrin Hiperfungsi hipofisis,disfungsi tiroid, peningkatan androgen Hipertiroid, defeminisasi,virilisasi
Vegetatif Hipersimpatikotonik,ataksi Labil, gangguan somatik


7. Kehidupan Seks Pada Masa Klimakterium
Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat seperti ini tidak dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun usia telah lanjut. Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cedera sehingga terasa sakit sewaktu bersanggama. Rasa sakit ini dapat dihilangkan hanya dengan pemberian hormon berupa tablet estrogen oral maupun berupa krem vagina. Berkonsultasi dan meminta nasihat dokter tetap merupakan cara terbaik. Masalah utama yang menyebabkan seorang wanita tidak mau melakukan hubungan seks adalah faktor psikis wanita tersebut. Mereka takut, gelisah, tegang, sehingga sulit untuk melakukannya. Keadaan serupa terkadang juga ditemukan pada suami. Istri dan suami mengeluh bahwa mereka sudah tua, kulit sudah keriput dan badan lemah. Untuk apa melakukan hubungan seks lagi. Sekali lagi ditekankan di sini bahwa pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan. (Anonim, 2010)
Hubungan seks sangat berperan pada keserasian hubungan suami istri. Setiap masalah yang timbul akan menyebabkan ke-retakan dalam rumah tangga. Untuk memecahkan masalah-masalah seperti ini, perlu dicari orang ketiga untuk mengemukakan semua masalah tersebut, dan cara yang sederhana ini acapkali mampu menyelesaikan masalah yang ada. (Anonim, 2010)
8. Terapi atau Pengobatan
a. Psikoterapi
b. Sedativa, psikofarma
c. Balneoterapi (pengaturan diet)
d. Substitusi hormonal (Anonim, 2010)
B. MENOPAUSE
1. Pengertian Menopause
Menopause berasal dari kata menopause, men: bulan, pause: pausa, pause: pauoo: periode atau tanda berhenti. Jadi, menopause adalah berhentinya secara definitif menstruasi atau berhentinya menstruasi jika ovarium tidak lagi menghasilkan estrogen, yaitu hormone hyang membuat wanita menjadi benar-benar murni wanita. (Herawati, 2009)
Menopause adalah berhentinya haid, haid bisa mendadak, tidak datang lagi bisa juga mulai menyurut secara bertahap dan berhenti sepenuhnya sesudah satu sampai dua tahun. Biasanya menopause terjadi ketika berusia antara 45 hingga 55 tahun. (Anonim, 2009)
2. Klasifikasi Menopause
a. Menopause premature
Menopause premature terjadi pada usia dibawah 40 tahun. Diagnosa menopause premature yaitu apabila ada penghentian haid sebelum waktunya disertai dengan hot flushes serta peningkatan kadar hormone gonadotropin. Apabila kedua gejala yang terkhir tidak ada, perlu dilakukan penyelidikan terhadap sebab-sebab lain dari terganggunya fungsi ovarium. Factor- factor yang dapat menyebabkan menopause premature adalah heriditer, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun dan penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium.
Menopause premature tidak memerlukan terapi, kecuali pemberian penerangan kepada wanita yang bersangkutan. (Anonim, 2010)
b. Menopause terlambat
Batas terjadinya menopause umumnya adalah 52 tahun. Apabila seorang wanita masih mendapat haid diatas 52 tahun, maka hal itu merupakan indikasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab-sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause terlambat ialah : konstitusional, fibromioma uteri dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Wanita dengan karsinoma endometrium sering dalam anamnesis mengemukakan menopausenya terlambat. (Anonim, 2010)
3. Tanda-Tanda Menopause
Tanda-tanda menopause yaitu:
a. Terjadi perubahan dalam haid. Mungkin tiba-tiba berhenti, atau justru anda sedang mengalami haid yang lebih sering untuk beberapa lama. Bisa pula anda tidak haid lagi selama beberapa bulan, lalu mulai mendapat haid lagi.
b. Kadang tiba-tiba merasa sangat kepanasan tanpa sebab (misalnya, sewaktu udara sangat dingin), atau keringatan. Mungkin rasa panas menyebabkan anda terbangun di malam hari.
c. Vagina menjadi lebih kering (kurang lembab) dan mengecil.
d. Perasaan gampang berubah, misalnya gembira mendadak sedih atau marah.
Tanda-tanda itu muncul lantaran indung telur telah berhenti membuat sel telur, dan tubuh anda berhenti memproduksi hormone estrogen maupun progesterone. Dan pada masa pancaroba atau peralihan itu, tubuh berusaha menyesuaikan diri. Nanti, kalau tubuh sudah terbiasa dengan pasokan hormone estrogen berkurang semua tanda di atas akan lenyap dengan sendirinya. (Herawati, 2009)
4. Faktor yang Mempengaruhi Kapan Seorang Wanita Mengalami Menopause
a. Usia saat haid pertama kali (menarche)
Semakin muda seorang mengalami haid pertama kali, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause. (Anonim, 2010)
b. Faktor psikis
Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan mengalami masa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan bekerja / bekerja atau tdak menikah dan tidak bekerja. (Anonim, 2010)
c. Jumlah anak
Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan, maka makin tua merka memasuki masa menopause.
d. Usia melahirkan Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat system kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat proses penuaan tubuh. (Herawati, 2009)
e. Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi hormonal akan memperlambat menopause.
f. Merokok
Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.
g. Sosial ekonomi
Meskipun data pasti belum diperoleh, dalam bukunya DR. Faisal menyebutkan bahwa menopause dipengaruhi oleh factor social ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami. (Herawati, 2009)
5. Macam-Macam Perubahan Psikologis Pada Masa Menopause
a. Perubahan peran dalam kehidupan keluarga
Perubahan peran ini menginjak pada saat anak-anak menuju usia dewasa dan mandiri. Menurut Cumming dan Henry, orang yang lebih tua yang mengalami pelepasan itu menjadi bahagia dengan kebebasannya yang lebih banyak, kewajiban-kewajibannya berkurang terhadap lingkungan sosial dan terhadap kehidupan bersama. (Anonim, 2008)
b. Ibu merasa tidak lagi dibutuhkan
Dengan bertambah dewasa dan mandirinya seorang anak, terkadang anak tidak mengikutsertakan orang tua ke dalam suatu permasalahan-permasalahannya. Seorang anak ingin mengatasi berbagai masalahnya sendiri. Disini akan timbul suatu konflik baru, orang tua akan merasa tidak lagi dibututuhkan oleh anak-anak mereka. (Anonim, 2009)
c. Perubahan hubungan sosial dengan lingkungan
Dalam teori disengagement dikatakan bahwa manusia yang menjadi tua dan terutama yang sudah sangat tua akan mencari bentuk-bentuk isolasi sosial tertentu dan justru dalam isolasi itu, atau karena isolasi itu akan menjadi bahagia dan puas. (Anonim, 2009)
d. Kehilangan anggota keluarga
Ketika seorang anak menjadi orang dewasa dan pada waktunya mereka harus menikah, orang tua tentunya akan merasa senang karena kewajibannya telah selesai dalam mengasuh anak, dan dalam kesenangan itu ada perasaan kehilangan terhadap salah satu anggota keluarganya. Hal ini dapat menjadi konflik ketika semua anggota keluarga hidup mandiri dan tidak menjadi satu (tidak hidup bersama) dengan orang tuanya. (Anonim, 2010)
e. Pertambahan usia
Segera setelah dilahirkan, maka seseorang secara fisiologis menjadi lebih tua. Jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua,sebagian mengalami regenerasi, tetapi sebagian lagi akan mati. (Anonim, 2010)
f. Mudah sakit-sakitan
Dengan bertambahnya usia maka jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua, sebagian mengalami regenerasi tetapi sebagian lagi akan mati. Dengan tidak maksimalnya fungsi jaringan dan sel maka kondisi orang yang sudah lanjut usia akan rentan sekali terhadap penyakit, sehingga mereka akan mudah sekali sakit. (Herawati, 2009)
6. Gangguan yang Terjadi Pada Masa Menopause
a. Osteoporosis
b. Penyakit jantung koroner
HDL ( Hight Density Lipoprotein ) atau kolesterol ‘baik’ yang tinggi pada wanita muda dipengaruhi oleh estrogen. Pada wanita muda, kadar HDL lebih tinggi daripada wanita tua. Perbedaan tersebut berlanjut sampai masa menopause. Sebaliknya, totak kolesterol dan LDL ( Low Density Lipoprotein ) atau lemak kolesterol ‘jahat’ lebih rendah pada wanita menopause. Setelah menopause, LDL meningkat dengan cepat. Oleh karena itu, setelah menopause resiko terkena PJK ( penyakit jantung koroner ) menjadi dua kali lipat pada wanita karena lemak golongan atherogenik ( yang memproduksi lemak pada pembuluh arteri ) meningkat pada sekitar usia 60 tahun. (Anonim, 2010)
c. Kanker
Pada masa menopause terjadi proses degenerasi sehingga menyebabkan perubahan – perubahan tidak saja pada organ reproduksi jaga bagian tubuh lainnya. Salah satu proses degenerasi tersebut adalah penyakit kanker. Kondisi ini adalah suatu keadaan pertumbuhan jaringan yang abnormal. (Anonim, 2010)
d. Darah tinggi
e. Demensia Tipe Alzheimer ( pikun )
f. Selama periode pramenopause dan pascamenopause terjadi penurunan kadar hormone seks steroid. Penurunan ini menyebabkan beberapa perubahan neuroendokrin system susunan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi otak. Padahal, system susunan saraf pusat merupakan target organ yang penting bagi hormone seks steroid seperti estrogen. Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuron (kesatuan saraf) pada hampir seluruh bagian otak, terutama didaerah yang berkaitan dengan fungsi ingatan. (Anonim, 2009)
g. Gairah seks menurun
h. Berat badan meningkat
i. Usia menopause terjadi peningkatan berat badan akibat turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Selain pada usia ini, biasanya aktivitas tubuh berkurang, selain itu daya elastis kulit juga menurun, yang memudahkan lemak disimpan dalam tubuh. (Anonim, 2009)
j. Perubahan kulit
Gangguan diatas dasarnya terjadi karena hormone estrogen yang mulai tertekan. (Anonim, 2010)
7. Terapi atau Pengobatan
a. Terapi Sulih Hormon (TSH)
Program yang seimbang dari pengobatan estrogen-pengganti yang dikombinasikan dengan progestogen siklik merupakan pengobatan terbaik, karena tujuan nyata dari estrogen-pengganti adalah tidak hanya untuk meredakan gejala-gejala vasomotor melainkan juga untuk mencegah akibat metabolik seperti osteoporosis dan ateroskletosis. (Herawati, 2009)
Syarat minimal sebelum pemberian estrogen dimulai :
1) Tekanan darah tidak boleh tinggi
2) Pemeriksaan sitologi uji Pap normal
3) Besar uretus normal ( tidak ada mioma uerus )
4) Tidak ada varises di ekstremitas bawah.
5) Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas
6) Kelenjar tiroid normal.
7) Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati.
8) Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam. (Herawati, 2009)
Kontra Indikasi Pemberian Estrogen:
1) Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis
2) Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi
3) Riwayat ikterus dalam kehamilan
4) Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan penglihatan, anemia berat
5) Varises berat, tromboflebitis.
6) Penyakit ginjal. (Anonim, 2010)
Persyaratan dalam Pemberian Estrogen:
1) Mulailah dengan menggunakan estrogen lemah ( estriol ) dan dengan dosis rendah yang efektif
2) Pemberian secara siklik
3) Diusahakan kombinasi degan progesteron ( bila digunakan estrogen lain seperti etinil estradiol maupun estrogen konjugasi )
4) Perlu pengawasan ketat ( setiap 6-12 bulan )
5) Bila terjadi perdarahan atipik perlu dilakukan kuretase
6) Keluhan nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetesmelitus, terlebih dahulu konsul ke bagian penyakit dalam. (Anonim, 2010)
Yang perlu diketahui:
1) Tidak semua keluhan dapat dihilangkan dengan pemberian estrogen
2) Pelajari faktor-faktor yang menimbulkan keluhan ( faktor psikis, sosial budaya, atau hanya memang terdapat kekurangan estrogen )
3) Atasi keluhan emosi dan faktor penyebab. (Anonim, 2010)
Efek samping pemberian estrogen :
1) Perdarahan bercak
2) Perdarahan banyak ( atipik )
3) Mual.
4) Sakit kepala
5) Pruritus berat
b. Olahraga meningkatkan kebugaran dan kesehatan
c. Nutrisi
d. Kalori
e. Gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, asupan serat, air)
f. Gaya hidup
g. Pemeriksaan kesehatan
h. Meningkatkan kehidupan religi. (Anonim, 2010)
C. Komunikasi Pada Wanita Menopause dan Klimakterium
Pada fase ini wanita juga mengalami perubahan fisiologis dan perubahan psikologis. Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium ini adalah
1. Pemberian penjelasan tentang pengertian, tanda menopause
2. Deteksi dini terhadap gangguan yang terjadi pada masa ini
3. Pemberian informasi tentang pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi
4. Membantu klien dalam pengambilan
5. Melakukan komunikasi dengan pendekatan biologis, psikologis dan sosial budaya. (Anonim,


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010. Klimakterium dan Menopause. online (http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/klimakterium-dan-menopause.html)
Anonim. 2010. online (http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/07/153/)
Anonim. 2008. online (http://klinis.wordpress.com/2008/01/02/kecemasan-menghadapi-menopause/)
Anonim.2008.online (http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/19/klimakterium-2/)
Anonim.2008. online (http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/19/menopause-klimakterik/)
Anonim.2009. online (http://viramedika.blogspot.com/2009/05/bagaimana-menghadapi-masa-menopause.html)
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar